Laman

Kamis, 27 Desember 2012

Cerita Dari Pekuncen


Sebenarnya mata ini ingin segera terpejam. Tapi terlalu banyak yang harus aku curahkan padamu. Dari perjalanan nostalgia menuju Ponpes Al-amien, menemui penjaga warung langganan makan siang, minum kopi pilihan seperti waktu MAN dulu membuat aku melayang mengarungi masa lalu. Tapi bukan untuk postingan kali ini.

Hari ini aku lebih fokus terhadap kajia dan diskusi selasa Kliwonan. Di Ponpes Al-Faatah Banjar Anyar Pekuncen. Bersama Muhyidin Dawoed. Membahas Polemik tentang Syi'ah yang sampai sekarang belum jelas motif ajarannya. Bahkan bagi orang-orang terpelajar seperti Kyai Muhyi sendiri. Dia masih ragu mengatakan seluruh jenis Syi'ah itu sesat. Apakah memang itu bentuk pribadi Ahlussunah ala NU atau memang beliau memang belum bisa menentukan bahwa itu sesat. Aku belum bisa melihat itu. Sementara baru dugaan, Dikhawatirkan akan ada pihak yang terluka bila Syi'ah diserang terlebih dahulu.

Wal Jama'ah menurut Kyai Muhyi adalah mengedepankan persatuan. Boleh dibilang cinta damai. Jika benar begitu arti Wal Jama'ah maka benar tindakan Gus Dur yang melindungi segenap lapisan yang tertindas. Itu labih masuk akal dibanding makna dalam buku yang pernah aku beli sebagai bekal aku ber IPNU. Disana dikatakan bahwa Wal Jama'ah mengandung arti bersama, berjamaah, dalam arti mayoritas. Maka segala sunnah yang dilakukan oleh kelompok mayoritas itulah kelompok ahlussunnah wal jamaah. sangat tidak rasional jika memang hanya mayoritas saja. Aku lebih senang jika makna Wal Jama'ah itu menjadi Persatuan.

Kembali tentang Syi'ah. Berdasarkan sejarah kelam, yang tak kalah kelamnya dengan sejarah PKI, akan sangat susah mengambil kesimpulan mana yang benar dan mana yang salah. Tapi bahwa Ulama Syi'ah terdahulu tidak ada yang mengkultuskan Shohabat sebagai kafir. Berbeda dengan syi'ah-syi'ah yang beredar baru-baru ini. Dan ternyata madzhab Syi'ah pun terbagi menjadi banyak sekali. Hingga ratusan lebih. Dan dengan rukun islam penganut Syi'ah berupa taqiyah atau menyembunyikan diri maka akan sangat susah sekali untuk dideteksi.

Bahwa sembilan wali yang menyebarkan islam di indonesia pun seluruhnya adalah Syi'ah. Sebuah wacana yang telah lama aku dengar memang. Berawal dari habib Alwi Al-hadad. Yang notabene memang pemuja syi'ah. Mungkin imamiyah mazdhabnya. Hingga mengkafirkan atau menyalahkan Shohabat. Dan bahwa menurut sebuah kutipan dari Gus Dur yang meluncur dari Om Doni mengatakan NU merupakan Syi'ah yang tak mempercayai Imamiyah. Dan Gusdur pernah menang berdebat melawan ulama Syi'ah setelah mempelajari Kitab-kitab orang syi'ah. Maka seyogyanya manusia lainnya pun bisa mengimbangi itu. Menolak syi'ah dengan rasional atau pendapat sendiri ketika telah memiliki pondasi yang kuat.

Yang jelas, mudah mengkafirkan, menyesatkan yang lain bukan merupakan ciri Wal jama'ah. Itu yang sangat aku sorot dalam postingan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar