Laman

Minggu, 23 Desember 2012

Cerita Awal

Awal teebentuknya blog ini adalah tugas kuliah. Lama tak dibedayakan karena tak penrnah mendapat ide tentang apa yang akan dipublikasikan. Lalu kemudian ketika kegemaran menulis itu kembali tumbuh maka blog ini menjadi wanaha untuk menuangkannya.

Yah, benar. Kegemaran menulis atau mereka bilang belajar menulis. Tapi bukan belajar menulis layaknya anak-anak usia SD, TK, PAUD, atau bahkan usia dibawahnya lagi yang dibimbing orang tuanya. Tidak mungkin dong lulusan SLTA tidak bisa menulis. Tentunya mahir sekali keti menulis dalam bentuk plagiasi atau mencontek.

Belajar menulis yang dimaksudkan adalah menuangkan apa yang ada dalam otak ke dalam tulisan. Menuangkan ide, pemikiran, cerita, kata-kata indah dalam bentuk puisi, dan apa pun yang bisa diruliskan. Karena sarjana pun belum tentu bisa memenuhi satu halaman sebuah buku dengan tulisannya sendiri yang terlepas dari plagiasi. Sehingga otak ini berpikir untuk mengembangkan bakat terpendam dengan latihan luar dalam.

Memang jenis tulisan itu banyak sekali. yang mula-mula dari fiksi dan non fiksi. Fiksi itu yang berasal dari imaji murni atau pun sebagian. Atau bahkan fiksi yang diambil dari kisah nyata seluruhnya. Fiksi ini biasanya dalam bentuk cerita. Dan non-fiksi itu yang kebenarannya teruji. Ada tolak ukurnya, batasannya jelas  dan bisa dipertangungjawabkan. Seperti karya ilmiah, artikel, berita dan lain sebagainya.

Aku lebih menyenangi menulis bentuk fiksi, atau yang bersifat imajinatif dan cerita. Ada yang berbentuk puisi, cerpen, ataupun novel. Tinggal satu yang terakhir itu yang belum terwujud. Berdo'a saja semoga di tahun baru nanti saya bisa berkosentrasi untuk menulis hingga terbentuk sebuah novel. Sementara untuk puisi sudah benya, meski untuk kualitas belum layak terbit, atau memang tidak sesuai dengan kriteria penerbit manapun. Begitu juga dengan cerpen.

Pernah pada saat gila-gilanya dengan tulisan, blog ini menjadi sarana publikasi. Puisi dan cerpen yang telah dibuat. Tapi kemudian setelah memahami betapa mudahnya plagiasi di dunia bloger maka hal tersebut tak dilanjutkan.

Dan beberapa hari sebelum Blog ini kembali diberdayakan Kang Doni juga telah menciptakan blognya sendiri. Untuk pulikasi apa pun yang menurutnya pantas dipublikasikan tanpa merasa khawatir akan adanya plagiasi. Maka tulisan-tulisan yang konyol macan inilah yang dipulikasikan.

Ngomong-ngomong masalah menulis, saya punya bebearapa rankuman agar ide itu tak perrnah berhenti mengalir. Ini menurut seorang wartawan kelas kakap yang saya kenal. Jika anda kenal orang itu adalah Aminurrohman. Sekarang menjadi entah apa di Harian Banyumas.

Penulis itu yang pertama jelas rajin-rajinlah menulis. Bentuk dan apa yang akan ditulis itu urusan belakang. Tapi kemudian yang terpenting adalah menulis. Menulis saja. Lalu menurut Pak Wartawan itu kemudian membaca. Karena penulis yang beik adalah pembaca yang baik pula. Selain untuk menambah wawasan kata juga akan mempengaruhi gaya tulisan kita.

Lalu ketika kita mandeg menulis karena tidak menemukan ide, ada saran yang bagus. Jalan-jalan. Jalan-jalan tak perlu harus mahal. Tapi bahwa dengan jalan-jalan kita akan melihat sekitar dan merangsang otak dan hati untuk menemukan sesuatu dalam kata-kata lalu menuliskannya.

Sementara untuk memperkuat jalan cerita kita perlu mengambil cerita yang nyata. bisa melalui tragedi, atau yang paling mudah adalah nonton film. Dan satu yang terakhir yang tak kalah pentingnya dengan semua yang telah disebutkan adalah diskusi. Diskusi akan membuka pikiran kita untuk lebih memahami lawan bicara dari ranah keilmuan. Bukan memahami lawan bicara secara subyektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar