Laman

Jumat, 16 Januari 2015

TUHAN

Sutu kali orang yg bertuhan, meng-iman-i kebenaran adanya Tuhan, sangat membutuhkan keduniaan. Karena kehidupan di dunia tidak mungkin lepas dari hal itu. Pun untuk menyiapkan surga yg lebih baik memerlukan itu. Meyakini adanya Tuhan kadang hanya sebuah pilihan dan kadang merupakan kebenaran. Manusia memilih salah satu agama yg mengajarkan tentang ketuhanan. Dan pilihan itu jatuh bukan karena dasar keimanan. Ada kalanya memilih agama karena keturunan yg kemudian menjadi kebiasaan dan kemudian menjadi kebiasaan. Dikali yg lain pilihan itu jatuh hanya untuk menyamakan dengan pasangan yg akan menikahinya atau dinikahinya. Karena peraturan negara melarang menikah neda agama. Dan dikali yg lain memilih agama hanya untuk memenuhi kolom form ktp dan form-form yg lain.

Kurang mendalamnya manusia dalam hal bertuhan bukan karena manusia yg enggan mendalami. Tapi memang karena Tuhan yg ghoib itu sulit dicerna manusia melalui panca indra. Meskipun dari firman-firman menunjukan kebenaran sain jauh sebelum manusia menemukan sain. Justeru dari kebenaran firman itu semakin sulit menemu hakikat Tuhan. Tetapi temu kebenaran agama. Lalu orang-orang berbondong-bondong menuju agama tapi tak temu Tuhan. Dan yg menemu tuhan malah abaikan agama. Menjadi semakin kaburlah ketuhanan itu.

Agama-agama menggunakan dalil-dalil. Peraturan-peraturan diputar-balikkan untuk mendulang recehan. Tuhan-tuhan baru diciptakan melalui pakaian. Melaui recehan, amal duit dan kekayaan. Lalu hakikat Tuhan diabaikan. Tinggallah agama sebagai peraturan-peraturan. Dan semakin hari semakin jauh dari Tuhan. Mengabaikan perasaan.

Tuhan tinggallah simbol-simbol. Tanpa simbol tuhan tak kelihatan. Kalau tak kelihatan tuhan hanya nyanyian. Tuhan pun katanya tetap mulia bahkan bila tak seorang pun beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar