Laman

Kamis, 04 April 2013

Cerita Sejarah Kerajaan Islam "IPNU-IPPNU" Indonesia


Tidak terlalu jauh mengamati sejarah kelam kerajaan di Indonesia. Sesaat tadi belajar IPS sejarah bareng anak SMP kelas VII. Mengulas tentang kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Seperti Samudera Pasai yang kemudian berubah wajah menjadi Malaka kemudian berganti lagi menjadi Aceh. Lalu di jawa ada Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, dan Banten. Di daerah timur sana ada Ternate, Tidore, Goa dan Tallo.

Tak memungkiri memang, aku yang orang jawa lebih senang melihat prestasi-prestasi kerajaan yang berada di tanah jawa. Seperti Demak oleh Raden Patah. Pajang bersama Jaka Tingkir atau Pangeran Hadiwijaya. Mataram bersama Sultan Agung. Cirebon dengan Faletehan atau fatahillah dan Banten karena Sultan Hasanudin.

Tapi kemudian tiba-tiba merasa ada ganjalan di tenggorokanku. Nelangsa mengikuti alur demi alur tulisan di buku itu. Sejenak tertegun, lalu setetes demi setetes air mengalir meraba pipiku. Setelah sampai pada titik penghabisan. "Faktor kemunduran kerajaan islam di Indonesia." Terutama sekali yang aku sorot adalah kerajaan islam di jawa. Semua  penyebabnya sama.

Setelah kerajaan Demak, yang merupakan kerajaan islam pertama di jawa itu, berada di puncak kejayaan bersama Raden patah, kemudian hancur setelah pertempuran saudara yang tak kunjung henti. Antara Sunan Prabowo, putra Sultan Trenggono dengan Pengeran Sekar, kakak dari Sultan Trenggono. Antara kemenakan dengan Pak De-nya. Bertempur untuk memperebutkan kekuasaan. Lama menunggu keputusan kerajaan Demak yang sedang bertempur, akhirnya masing-masing daerah menyatakan diri untuk berdiri sendiri tanpa harus bertopang pada Demak yang tak jelas lagi nasibnya. Muncullah kerajaan Pajang, Cirebon, dan Banten.

Kerajaan Pajang berawal dari keberhasilan Jaka Tingkir meredam kerusuhan (akibat perang saudara di Demak) di daerah Pajang. Lalu Jaka Tingkir di nobatkan sebagai raja pertama setelah memboyong pusaka yang berada di Demak. Tak berlangsung lama, kerajaan Pajang pun ambrol dengan perebutan kekuasaan antara Pangeran Benawa, Putera Jaka Tingkir, dengan Arya Pangiri, putra Sunan Prawoto. Memang pangeran Benawa menang dengan bantuan Sutawijaya, Raja Mataram Islam. Namun kerusuhan demi kerusuhan terus timbul, maka kerajaan Pajang pun menyatkan diri bergabung dengan Mataram. Pajang lebur.

Mataram pun tak kalah seru. Pembubarannya dengan tiga faktor. Yang pertama adalah pemberontakan yang meraja lela. Akibat dari konspirasi antara pemberontak dengan orang-orang yang hendak memperebutkan kekuasaan. Dan memang perebutan kekuasaan menjadi fator ke-dua kehancuran Mataram. Dan faktor terakhir adalah campur tangan Belanda. Yang memungkinkan sengaja membentuk pemberontakan dan memecah belah keluarga kerajaan yang mengakibatkan perebutan kekuasaan tanpa memikirkan kerajaan.

Lalu beralih ke Cirebon. Kerajaan  berikutnya yang memisahkan diri dari kerajaan Demak. Pun kemudian hancur dengan pembagian kekuasaan. Dan satu dari bagian itu membelah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Banten pun sejatinya merupakan pecahan dari kerajaan Demak. Dan hancur karena perbutan kekuasaan. Meskipun perang saudara itu selesai dengan kemenangan di tangan Sultan Haji, tapi VOC mengendalikan kerajaan itu.

Semua kerajaan islam di jawa hancur karena perang saudara berebut kekuasaan. Tragedi PKI, Saling sodok korupsi baru-baru ini yang memperlihatkan tidak akurnya pemerintahan. Dan aku kembali nelangsa. Kembali ada yang mengganjal tengorokanku. kembali tetes-tetes air itu menghambur.

Ternyata baru-baru ini, Seolah-olah terjadi perebutan kekuasaan di Kerajaan IPNU-IPPNU Kab. Banyumas. Konferensi bukan pemilihan ketua, tapi seolah-olah merupakan perhelatan perebutan kekuasaan. Atau memang benar-benar perebutan kekuasaan? Atau perebutan pengaruh? Atau perebutan kepentingan masing-masing?

Disatu pihak mencak-mencak dengan kekalahannya. Dipihak lain memohon untuk bekerja sama dengan kemenangan. Syukur masih ada pihak yang merasa lebih baik ketuanya segera diganti ketimbang molor hingga seperempat tahun.

Jelas sekali itu peperangan. Karena ada pihak yang merasa kalah. Dan mungkin ada pula pihak yang merasa menang. Lalu muncul gerakan-gerakan underground yang menyatakan diri melawan pihak yang saat ini menang. Muncul gerakan Separtis, gerakan anti PC, mosi tidak percaya, Konfercablub dan lain sebagainya.

Apakan kerajaan IPNU-IPPNU Kab. Banyumas akan meniru pola kehancuran kerajaan islam jawa pada masa lampau? Atau memang begitulah pola manusia-manusia jawa? Selalu berebut dan memperebutkan kekuasaan?

Oh IPNU-IPPNU, semoga lekas sembuh dari sakitmu. Semoga tak ada yang berani mengusik ketenanganmu. semoga dan ribuan semoga. Aku men-do'a-kanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar