Laman

Kamis, 26 Februari 2015

Gus Nuril Di Paksa Turun II

Berikutnya ada yg kembali meminta komentarku tentang perkara Gus Nuril di Jatinegara. Aku masih menjawab dengan ragu. Belum sempat aku menonton kejadian yg sebenarnya seperti apa. Aku tidak bisa mengambil kesimpulan siapa yg salah tanpa tahu duduk perkaranya. Yg bertanya itu menimpali bahwa dia sudah men-download videonya. Aku pun turut mencari. Dan ketemu. Sudah ada di youtube. https://www.youtube.com/watch?v=cz5nZHTEYpo.

Aku mulai menonton. Menikmati kebesaran dan ketegasan. Tak jauh berbeda dengan Kyai panggung lainnya. Berwibawa. Mulai membahas masalah sekterian dan madzhabnya. Geopolitiknya dan tokoh-tokoh yg terlibat serta latar belakang dan tujuannya. Mula-mula tentang nasrani qibthi. Merembet ke kolonial Inggris dan Prancis. Muncullah apa yg menurut beliau menjadi sekte wahabi. Dampak kemunculan sekte wahabi itu bergandengan dengan pembentukan komite hijaz. Komite yg menentang sepak terjang sekte wahabi ini. Kemudian komite hijaz di kemudian hari menempa diri menjadi organisasi. Dan Gus Nuril ada di dalam organisasi tersebut.

Setelah sekte wahabi kemudian dibahaslah ikhwanul-muslimin dan gerakannya. Dan beliau pun menyebutkan bahwa semua sekte itu ada di Indonesia. Bahkan subur bertumbuh merongrong NKRI. Berujung pada penyebutan HTI. Lalu muncullah teriakan takbir dari arah samping panggung.

Kalau mengamati video yg berdurasi hampir 30 menit itu, aku tak menemu dibagian mana Gus Nuril menghina Habaib dan memuji Ahok. Kalau ada yg bisa menemu lebih detail tolong aku dikasih tahu ya!  Bagi saya sih seorang da'i membuli pemerintah atau memuji pemerintah sudah biasa. Pun membuli atau memuji tokoh sekitar juga sudah biasa. Apalagi kyai jawa. Lihat saja dalang. Pasti ketika manggung membahas pula problem yg sedang hangat di masyarakat sekitar. Entah dari mana sumbernya tapi sang dalang tahu duduk perkaranya dan menceritakan bagaimana baiknya. Itulah mistisnya seorang dalang. Begitu juga kyai jawa.

Halnya dengan Gus Nuril yg sedang bercerita bahwa di Arab sana ada larangan solawatan. Kemudian merembet membahas geopolitik islam kan wajar kan? Yg bebas bersolawat kan di Indonesia saja kan? Meskipun gubernurnya cina kan?

Menurut pandangan saya ini adalah provokasi. Beberapa kali aku mendengar Habib Ali menyebut "pemuda-fpi" untuk memanggil masa yg bertakbir di samping panggung. Boleh jadi akarnya begini. Habib Riziq, pemimpin fpi, kan kayaknya benci banget tuh sama Gus Dur. Beberapa kali aku lihat polahnya di youtube. Gambaran kebenciannya nyata sekali. Lah mungkin mendengar datangnya Gus Nuril yg notabene pengikut setia Gus Dur. Lah kalo dilihat demikian ini bukan masalah antara habaib dengan Gus Nuril semata. Bukan pula antara Habib Ali dan Gus Nuril semata. Gus Nuril tidak menyalahi etika. Habib Ali memaksa turun untuk menyetabilkan suasana gaduh yg dibuat pemuda fpi.

Jadi yg memaksa turun sebenarnya bukan habib Alin tapi pemuda fpi. Gitu kan yah? Coba deh tonton atau download dan tonton videonya. Ini jawabannya. Memang antara Gus Nuril dan habib Ali tidak ada apa-apa. Dua-duanya tidak ada yg salah. Dan penurunan itu bukan karena ceramah Gus Nuril di panggung itu. Tapi lebih merupakan dendam kesumat. Begitu kan yah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar