Laman

Sabtu, 21 Maret 2015

Terimakasih PTT Family

April 30, 2014 aku interview di jalan Brawijaya IX no 58. Dengan perjanjian gaji pokok 1 juta, uang makan 25 ribu sehari dan uang lembur 2500 satu jam. Sebagai office boy. Aku pikir ini hanya sementara. Suatu hari harus ada ganti. Karena dalam pikiranku, suatu hari aku harus punya usaha sendiri. Apapun bentuk dan jenis usahanya, itu milikku sendiri.

Aku pernah menjadi petani jamir tiram. Tapi semuanya kandas. Dan suatu hari yang kandas itu harus kembali aku angkat. Waktu aku masih di kampung halaman, sering kali aku dimintai tolong untuk membetulkan komputer. Tak penrnah bongkar lapto. Dan suatu hari aku harus membuat usaha tentang itu.

Pengalaman bongkar pasang laptop sudah aku kantongi setalah 3 bulan nangkring di cv. Kayatek Taman Harapan Baru, Bekasi. Aku tak bisa bertahan lebih lama di Bekasi dengan kasus kerusakan komputer dan laptop yg itu-itu saja. Blue screen, lemot, blank, selalu restart. Solusinya instal ulang, ganti harddisk, ganti atau upgrade RAM. Aku tidak mau berhenti sampai di situ. Aku harus mencari pengalaman yg lain. Aku harus mencari kasus-kasus kerusakan yg lain.

Di Brawijaya itu, sebagai office boy, aku harus menyusup. Kantor itu perusahaan yg tidak bisa dikatakan kecil. Aku lihat satu, dua, tiga dan terus semakin banyak orang asing(WNA) bekerja di sini. Aku menyadari bahwa bahasa inggris adalah bahasa internasional. Dan kalau mau go internasional, minimal harus fluent in english writen and spoken. Dan aku sangat kekurang dengan bahasa ini. Aku harus memanfaatkan keberadaanku disini untuk belajar bahasa inggris.

Dan aku harus menyusup tentang, ternyata big bos memiliki galeri lukisan. Aku menyukai segala bentuk seni. Lukisan, berkunjung ke cafe-nya dan melihat design-nya. Luarbiasa. Murah menjadi mewah. Dikatakan murah karena dinding-dindingnya tertutup ratusan jendela jeruji lama dengan berbagai ukuran dan model. Aku belajar design dan tata letak ruang. Melihat miniatur restaurant, aku berpikir, suatu hari temanku yg sedang menekuni miniatur kapal layar harus bisa membuat miniatur seperti yg dipajang dikantor Brawijaya ini. Dan terakhir aku melihat terarium. Tanaman yg dimasukkan kedalam kotak kaca. Dan tentu suatu hari aku harus bisa membuat itu.

Brawijaya tempat yg sangat tepat untuk belajar. Manajemen perusahaannya. Fungsi dan tugas serta bagian-bagian. Struktur perusahaan. Belajar proses kreatif sebuah tulisan, sebuah design, sebuah tata letak ruang. Belajar tentang berbagai manusia. Di Brawijaya ada banyak orang yg berasal dari berbagai daerah. Belajar tentang psikologi dan sosial budayanya. Belajar tentang hati dan jalan pikirannya. Dan pengendalian emosinya.

Terakhir kali aku menuliskan. Sebagai wujud terimakasih atas segala pembelajaran. Terimakasih atas segala dukungan. Dan, yah segala terimakasih. Bahwa tak sepantasnya Brawijaya itu dilupakan. Orang-orangnya, lukisannya, miniaturnya, design restaurannya, dan terariumnya. Tak pantas dilupakan kasih sayangnya, omelannya, marahnya, printah tak masuk akalnya. Karena bukan manusia yg lupa sejarahnya sendiri.

Terimakasih PTT Family.....

1 komentar:

  1. don't judge book by its cover.

    Smoga sukses dan terus maju sang petualang...

    BalasHapus