Laman

Minggu, 17 Agustus 2014

Welas Asih

Melihat dengan mata hati yang welas asih menjadi ketentraman sekaligus kegundahan. Ketentraman karena kenikmatan dan keberuntungan yang dilihat tidak menimbulkan kedengkian. Kegundahan karena ternyata masih banyak manusia yang perlu kita welas-asih-i. Terutama sekali adalah manusia yang dalam hatinya tidak mengenal welas asih. Mencederai, menyakiti, pun meneror tanpa henti.

Berbuat baik dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Dimana saja tempat kita berada, tempat kita melihat orang yang tersakiti. Kapan saja bahkan saat kita merasa harus membalas kesakitan yang menimpa kita. Siapa saja, baik yang pantas maupun yang menurut sebagian orang tak pantas menerima kebaikan kita. Karena telah menyakiti kita.

Meskipun kadang kebaikan yang kita berikan tak menyelesaikan masalah. Tapi peraturannya memang berbuat baik tanpa syarat kan? Bukan harus berbuat baik yang menyelesaikan masalah. Seperti bantuan dana untuk Palestina. Itu tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi ketimbang tidak berbuat baik?

Termasuk Indonesia. Kita perlu berbuat baik minimal dengan hadiah fatihah sehari sekali. Sebelum itu tentu yang layak mendapatkan hadiah fatihah itu seperti Nabi, para shohabat, aulia, kyai dan guru kita, lalu orang tua dan sesepuh. Minimal mendo'akan yg baik-baik. Lahummul Fatihah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar