Laman

Minggu, 17 Agustus 2014

Awas Ada Kasta


Kasta (ora nganggo ma) atau tingkatan dalam masyarakat memetakan pergaulan. Ada brahmana, satria, waisya dan sudra. Brahmana atau dalam bahasa keislaman adalah alim ulama. Sedang satria adalah pemerintahan, baik kepala maupun prajuritnya. Waisya adalah kaum wirausahawan, pedagang dan petani, nelayan. Lalu sudra adalah pekerja kasar yang melayani 3 kasta seblumnya.
Urutan ketingian drajat atau kemuliaan sama persis seperti yang telah ditulis. Brahmana, satria, waisya, dan sudra. Kasta ini ada pada saat kerajaan Hindu Budha berkuasa di Nusantara.
Lalu kedatangan orang-orang eropa mengubah semuanya. Memanfaatkan apa yang sudah ada. Kemudian menanamkan pelajaran kasta ini ke seluruh Nusantara. Dengan design, fungsi dan pengertian yang berbeda.
Orang eropa, dengan kapal yang bisa mengarungi samudra, bersenjata senapan api dan meriam, menempatkan diri sebagai brahmana. Keilmuan, kecanggihan teknologi yang dibawanya, juga kerakusannya memaksa raja-raja Nusantara mengakui mereka sebagai brahmana berkulit putih kemerahan.
Kasta satria masih tetap di posisi ke dua. Disusul waisya yang berisi pedagang asing selain eropa. Kebanyakan adalah Cina dan orang-orang timur tengah. Dan sudra adalah abdi bagi semua kasta. Terdiri dari semua orang Nusantara asli. Khususnya Yawabhumi, atau Jawadwipa, atau jawa.
Hingga saat ini sistem kasta ini masih bercokol kuat didalam pikiran dan hati orang-orang Nusantara. Dalam benak kita, menggunakan product asing lebih "wah" ketimbang menggunakan product dalam negeri. Segala apa yang berbau asing ditiru demi membuat "wah" diri. Dan akhirnya semua yang berasal dari negeri sendiri adalah hina.
Mari bersama kita hapuskan nalar yang demikian. Sejatinya manusia dari manapun asalnya adalah sama. Kita pun bisa seperti eropa. Bahkan lebih. Kita pun bisa seperti Amerika, bahkan melampaui. Hanya dengan 1 jalan. Tanamkan pada diri bahwa manusia, adalah sama, kualitas maupun derajat kemuliaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar